Warning: include_once(/home/gooddztf/terapiokupasi.com/wp-includes/header.php): Failed to open stream: No such file or directory in /home/gooddztf/terapiokupasi.com/wp-config.php on line 105

Warning: include_once(): Failed opening '/home/gooddztf/terapiokupasi.com/wp-includes/header.php' for inclusion (include_path='.:/opt/alt/php84/usr/share/pear:/opt/alt/php84/usr/share/php:/usr/share/pear:/usr/share/php') in /home/gooddztf/terapiokupasi.com/wp-config.php on line 105
Nature Based OT Seri Satu : Menggunakan Alam Sebagai Co-fasilitator - Terapi Okupasi

Nature Based OT Seri Satu : Menggunakan Alam Sebagai Co-fasilitator

Setting terapi okupasi terus berkembang seiring berjalannya waktu. Saat ini terapis okupasi dapat mendayagunakan outdoor atau luar ruangan sebagai lingkungan yang terapetik. Lingkungan yang baik dan alami dipercaya  menjadi salah satu komponen yang dapat menunjang kesuksesan terapi dikarenakan memberikan efek yang positif terhadap individu. Sesuai dengan terapi okupasi model yaitu Person Occupation Environment (PEO), menyatakan bahwa person, occupation dan environment saling mempengaruhi satu sama lain dalam performance outcomes seseorang (Law, et al, 1996; Strong, et al, 1999; Turpin & Iwama, 2011) serta interaksi yang dilakukan antara individu dengan lingkungan dapat membantu perkembangan otak (Schaaf R.C & Miller L (2005).  Maka dari itu, seorang terapis okupasi sebaiknya dapat memberikan lingkungan positif dan sealami mungkin yang dapat meningkatkan performance outcome klien.

Anak-Anak Bermain bersama di Alam Terbuka – Gambar oleh 이룬 봉 dari Pixabay

Apa Itu Okupasi Terapis Berbasis Alam?

Alam didefinisikan sebagai bentuk fisik dunia, fenomena-fenemona yang terjadi di dalamnya dan juga objek-objek yang ada seperti hewan, air, pasir, tanaman dan lain-lain (Nature, n.d). Okupasi terapi berbasis alam berarti menggunakan lingkungan alami untuk intervensi terapi okupasi yang mana di dalamnya dapat difungsikan sebagai latihan keterampilan dan partisipasi client dalam aktivitas keseharian seperti yang akan dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Melibatkan antara aktivitas keseharian, alam, play & leisure sebagai alat serta proses mekanisme yang terapetik (Lauren, 2019). Penggunaan alam sebagai fasilitator terapi sebenarnya sudah sangat sering digunakan oleh seorang okupasi terapis, salah satunya adalah aktivitas berkebun atau gardening. Namun sering sekali seorang okupasi terapis menggunakan aktivitas berkebun hanya sebatas pemanfaatan waktu luang untuk client dengan gangguan jiwa. Padahal berkebun sendiri bukan hanya intervensi yang efektif untuk klien dengan gangguan jiwa saja namun bisa dimanfaatkan untuk klien anak, individu dengan keterbatasan fisik, dan kebutaan penglihatan, yang mana dapat meningkatkan  skill dan development level klien (Clarke (1950) dalam Lauren (2019)). Kemudian melakukan aktifitas di taman atau di lingkungan alam dengan danau kecil dan padang rumput dimana seseorang tersebut merasakan terik matahari yang alami, udara segar dan tanaman yang hijau juga diyakini dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental seseorang tersebut (Nilsson, et al, 2010).

Manfaat Apa Saja Yang Dapat Didapatkan Dari Penggunaan Alam Sebagai Co-Fasilitator?

Alam berperan penting bagi klien, maka dari itu menganggap alam sebagai co-fasilitator kita sangatlah tepat dikarenakan alam memiliki dinamika yang tidak hanya sebagai tempat dimana individu itu berpijak. Ketika kita sebagai terapis okupasi menggabungkan alam dengan aktivitas bertujuan, seperti mengajak klien dengan gangguan jiwa melakukan aktifitas menanam tanaman di kebun, mengajak klien anak melakukan halang rintang di sebuah hutan, alam akan secara langsung memberikan apa yang alam miliki didalamnya untuk meningkatkan komponen-komponen yang dibutuhkan individu dalam mencapai performance skills agar individu tersebut dapat berpartisipasi dalam aktivitas bermaknanya dalam kehidupan seharri-hari (Lauren, 2019). Performance skills sendiri diklasifikasikan menjadi motor skills, process skills dan motor functioning. Komponen-komponen tersebut mencakup body functions, mental functions, sensory functions, muscle functions, and movement functions yang mana akan bertemu dengan struktur dan konteks lingkungan yang nantinya muncul sebagai performance skills (AOTA, 2014). Jadi, dapat disimpulkan bahwa alam mampu  untuk menjadi co-fasilitator yang baik jika seorang terapis okupasi dapat secara tepat menggunakan dan mengkombinasikannya dengan aktivitas bertujuan karena alam bisa memberikan efek terapetik pada komponen-komponen performance skill klien. Untuk lebih tahu secara lebih detail tentang manfaat alam terhadap performance skill , nantikan nature based OT seri dua.

Referensi :

Tanta, K. J., & Knox, S. H. (2015). Play. In J. Case-Smith & J. C. O’Brien (Eds.), Occupational therapy for children and adolescents (7th ed., pp. 483–497). Elsevier Mosby.

Law, M., Cooper, B., Strong, S., Stweart, D., Rigby, P., & Letts, L. (1996). The Person-

Environment-Occupation Model: A transactive approach to occupational performance. Canadian Journal of Occupational Therapy,63 (1), 9-23.

Turpin, M. & Iwama, M.K. (2011). Using Occupational Therapy Models In Practice: A

Field Guide. Toronto, Canada: Elsevier.

Schaaf, R. C., & Miller, L. J. (2005). Occupational therapy using a sensory integrative approach for children with developmental disabilities. Mental retardation and developmental disabilities research reviews11(2), 143-148.

Nature [Def. 1]. (n.d.). Oxford Living Dictionaries. Retrieved January 10, 2019, from https://en.oxforddictionaries.com/definition/nature

Nilsson, K., Sangster, M., Gallis, C., Hartig, T., De Vries, S., Seeland, K., & Schipperijn, J. (Eds.). (2010). Forests, trees and human health. Springer Science & Business Media.

Koch, L. (2019). The Use of Nature as a Treatment Modality in Occupational Therapy.

American Occupational Therapy Association (2014). Occupational therapy practice framework: Domain and process. American Journal of Occupational Therapy,68(Suppl. 1), S1–S48. http://dx.doi.org/10.5014/ajot.2014.682006

1 thought on “Nature Based OT Seri Satu : Menggunakan Alam Sebagai Co-fasilitator”

Leave a Comment

Instagram